Sabtu, 24 Desember 2011

3 perkara

3perkara
Ada tiga perkara yang membinasakan yaitu
 -hawa nafsu yang dituruti, 
 -kekikiran yang dipatuhi, dan 
 -seorang yang membanggakan dirinya sendiri (HR Ath Thabrani)


Hati-Hati dengan kebencian dalam urusan dunia, karena kebencian seperti merupakan bagian dari Hawa Nafsu yang dituruti.
Kebencian membuat kita melupakan kebaikan seseorang terhadap kita, menjadikan kita mengungkit kebaikan kita terhadapnya, mengingati semua kesalahannya, dan melupakan kesalahan kita kepadanya.
Kebencian membuat kita tidak peduli dengan nasihat kebenaran, karena melihat darimana asalnya nasehat tersebut.

Kebencian Seperti ini mampu menggelapkan hati.

Kebencian
kadangkala dibungkus dengan rasa tidak suka, menggunjing, dan pada akhirnya menimbulkan fitnah,
Kebencian seperti ini membuat seseorang mengadu domba sesama saudaranya, 

Kebencian juga, 
menahan kita untuk beramal jariyah, menjadikan kita memasuki wilayah sifat kikir, karena melihat siapa yang akan kita beri, kebencian seperti ini, tanpa disadari menjadikan seseorang patuh terhadap κεκικιραν.

Kebencian 
menjadikan seseorang berbangga diri, merasa lebih baik, merasa paling benar.
Inilah yang menjadikan seseorang merendahkan orang lain.

Kebencian 
membungkus dirinya dalam “menganalisa” kesalahan orang lain, yang berujung kepada membuka aib orang lain, bukannya mengoreksi diri sendiri, tapi sibuk meneliti kesalahan orang lain. 

Hati-hati dengan Kebencian,
       Karena ia dapat menimbulkan hasud dalam diri, salah satu penyakit hati yang tidak suka melihat seseorang mendapat kenikmatan, dan mengharapkan hilangnya Kenikmatan tersebut dari seseorang. 
Karena hasud, merupakan bentuk ingkar terhadap takdir, dan menjadikan kita Su’udzhon terhadap Allah, karena berharap kenikmatan hilang dari seseorang, hasud dapat mengilangkan amal dan pahala κιτα.


Maka hati-hatilah dengan kebencian.
Tiba-tiba kita menghujat seorang politikus yang nyeleneh, 
Tiba-tiba kita membenci perilaku seorang selebritis di Infotainment

Kebencian, 
tidak pandang bulu, orang yang tidak kita kenal sekalipun dijadikan rasa itu bermukim dihati.
Padahal, kalau dipikir-pikir, jika seseorang bersalah dan kemudian hari dia bertobat dan ALLAH mengampuni segala dosanya, kemudian menjadi orang yang bertakwa, lalu siapa kita ? yang sudah mengetukkan palu kebencian atas seseorang yang tidak kita Kenal dan ketahui nasib selanjutnya.
 
Kebencian 
membuat kita berbohong, bermuka dua, salah satu tanda orang μυναφικ. Padahal Allah mensejajarkan orang munafik dengan orang kafir yang tempat kembalinya adalah Neraka jahanam (At taubah : 73), 
yang ketika meninggal, ALLAH melarang mensholatkannya, dan menziarahi kuburnya (QS At Taubah : 84).

Kebencian, 
kadang merupakan sikap yang Sporadis. Sekonyong-konyong datang, kita selalu berucap bahwa dengan rasa Ikhlas, sabar akan mampu μενγηιλανγκαννία. Namun tetaplah hati-hati, karena kebencian tetap saja menelusup kedalam relung-relung hati, dibisikkan oleh setan Laknatullah.
Karena itu, sering-seringlah menengok ke dalam diri, menjaga Fokus akan kesadaran diri agar tetap bermuhasabah, menjaga Muamalah dengan sesama saudara Μυσλιμ. Jangan pernah bosan dalam mengingatNYA, karena itu menjadi rambu bagi kita dalam upaya menghindari Sikap yang tidak Terpuji.

Kebencian, 
kadang datang tanpa disadari lewat perkataan, sikap dan περιλακου. Atas dasar ινιλαη, Saya Malu terhadap ALLAH,


"Janganlah kalian saling dengki, jangan saling menipu, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi, 
dan jangan kalian membeli suatu barang yang (akan) dibeli orang. 
Jadilah kamu sekalian hamba-hamba Alloh yang bersaudara. 
Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, 
tidak layak untuk saling menzhalimi, berbohong kepadanya dan acuh kepadanya. 
Taqwa itu ada disini (beliau sambil menunjuk dadanya 3 kali).
Cukuplah seseorang dikatakan jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. 
Haram bagi seorang muslim dari muslim yang lainnya, darahnya, hartanya, dan harga dirinya "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar