Rabu, 15 Agustus 2012

Menabung susah banget ya?


"Wah, ampun untuk sehari-hari aja udah pas-pasan, gimana mau nabung ya ?”.
 “Gimana caranya biar bisa nabung ya? habis melulu nih uang bulanan.”.
“Udah maksain nabung, tapi tetep aja uangnya kepakai terus?”.  
Sering mendengar kata-kata tersebut? Atau mungkin kata-kata itu pernah terucap oleh kita ? Garis besar dari kata-kata tersebut adalah tentang gambaran betapa sulitnya untuk bisa menyisihkan sebagian uang untuk disimpan alias menabung. Yakin menabung itu sulit? Bagaimana dengan kata-kata berikut ini,
 “Yes, tabungan saya nambah nih, asyik…..!”.
 “Tabungan rutin udah aman, saatnya belanja.”.
“Sip, tabungan udah cukup untuk beli mobil baru, sikat.”      
 Hmmmmm… Pernah donk mendengar kata-kata itu? Atau mungkin kata-kata itu terucap dari mulut kita? Atau jangan-jangan kata-kata itu baru sebatas keinginan dan harapan Anda? Apapun itu, kumpulan kata-kata kedua merupakan gambaran betapa mudahnya menyisihkan uang dan mendapatkan keinginan serta tujuan dari hasil menabung. Kontras memang, tapi itulah yang terjadi dikehidupan sehari-hari. Selalu ada pilihan dalam kehidupan, otomatis dalam hal ini adalah pilihan mudah untuk menabung atau pilihan sulit untuk menabung.
Berbicara mudah atau sulit dalam menabung,  hal pertama yang harus diperhatikan dan dipahami adalah pentingnya menabung dalam konteks kesehatan keuangan. Salah satu kunci utama dan indikasi yang sangat penting dalam kesehatan keuangan adalah “saving ratio” atau dalam bahasa Indonesia artinya adalah rasio menabung. Yang perlu dipahami dalam hal rasio menabung adalah seberapa besar kelebihan dana yang bisa disisihkan setiap bulannya, berdasarkan persentase penghasilan rutin. Berdasarkan teori, indikasi seseorang memiliki rasio menabung yang sehat apabila sudah dapat menyisihkan kelebihan dana sedikitnya 10% dari penghasilan bulanan. 
 Ingat, ini baru bersifat indikasi, bukan berarti jika sudah mampu menabung sedikitnya 10% dari penghasilan lantas dinyatakan sehat. Pada akhirnya sehat ataupun tidak dalam rasio menabung juga bergantung dari besarnya kelebihan dana yang harus dimiliki guna memenuhi tujuan keuangan yang ingin dicapai.
“Buat apa sih menabung? Nanti aja deh kalau sudah punya penghasilan lebih”.  
Wow, hati-hati dengan pemahaman tersebut.  Pertanyaannya apakah dengan meningkatnya penghasilan bisa menjamin bahwa seseorang bisa menabung ? 
Belum tentu, kecenderungan yang terjadi adalah semakin tinggi penghasilan maka semakin tinggi pula pengeluaran yang ada. Singkat cerita, jika tidak dibiasakan menabung, maka kebiasaan tersebut tidak akan pernah muncul. Bicara tentang menabung sangat erat dengan kebiasaan dan gaya hidup. Cara yang paling ampuh adalah mengubah pola pikir. Mengubah pola pikir bisa dengan melihat konsekuensi apa yang akan terjadi jika tidak bisa menabung atau bisa juga dengan melihat penghargaan apa yang dapat diperoleh jika bisa menabung. Intinya adalah kembali kepada tujuan. 
Contoh sederhana adalah apabila seseorang tidak bisa menabung atau hanya mampu menyisihkan sebagian kecil kelebihan dana, maka konsekuensinya adalah orang tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk memenuhi tujuan keuangannya. Di sisi lain  jika seseorang dapat menyesuaikan diri dan menyisihkan kelebihan dana dengan jumlah yang sesuai tujuan, maka besar kemungkinan orang tersebut dapat memenuhi tujuan keuangannya sesuai dengan target waktu pencapaian yang diinginkan.
Ingatlah, menabung adalah kunci awal dalam kesehatan keuangan. Logikanya adalah jika seseorang tidak dapat memiliki kelebihan dana alias menabung, maka dari mana orang tersebut mampu memenuhi kuota dana darurat yang ideal. Analogi lainnya  jika hal sesederhana menabung saja belum bisa dipenuhi, jangan berharap banyak untuk melakukan investasi dan perencanaan keuangan lainnya. Merencanakan keuangan bukan sulap, segala sesuatunya membutuhkan proses dan juga penyesuaian. Bukan berarti apabila sudah merencanakan keuangan, mendadak kondisi keuangan bisa langsung sehat dan mendadak pula seseorang bisa langsung menjadi kaya. Menjadi sehat dan menjadi kaya membutuhkan perencanaan dan juga proses yang tepat, proporsional, serta sesuai dengan kondisi yang ada. Rencanakan keuangan kita, cek rencana tersebut sebelum melaksanakan rencana, jika sudah sesuai, maka jalankan rencana tersebut.
 Mari rajin-rajinlah menabung ...

  sebenar nya ini pernah ku tulis dalam kompasiana ku,,  hehehehe  
sekedar mengulang.


Minggu, 12 Agustus 2012

Gantungan hp/ tas

Gantungan hp/ tas, berbahan clay karet,  cantik da simpel.
 berminat bisa kirim email, Febe, page anniepurannie@gmail.com
 
bagus  looo dan banyak pilihan




Kamis, 02 Agustus 2012

Steak Saus Jamur


Steak Saus Jamur
 Bahan- bahan :

  1. 180 gram nz tenderloin steak 
  2. 50 ml cream for special cooking
  3. 10 gr black papper crush (1sdt lebih dikit)
  4. 1 tsp parmesan cheese grated
  5. 30 gr butter unsulted
  6. 80 gr jamur champignon
  7. secukupnya Parsley chopped
  8. secukupnya Olive oil
Cara membuat:
Saus
Panaskan wajan, masukkan butter hingga lumer, lalu jamur yang telah diiris tipis hingga layu dan aromanya keluar. 
Setelah itu masukkan secara bertahap whip cream, parmesan cheese, blackpapper, garam dan parsley chopped.
Untuk daging, 
siapkan daging, oles dengan olive oil, letakkan diatas panggangan hingga tingkat kematangan yang diinginkan. 
Sajikan bersama dengan garnis kentang dan sayuran, siram dengan bumbu yang sudah dimasak tadi. Jadi deh …

Tips hari ini : 
Butter akan memberikan rasa gurih yang lembut (gunakan yang unsalted) dengan aroma wangi yang khas. Dan penggunaan olive oil untuk bahan olesan daging, akan membuat daging lebih gurih dan beraroma wangi yang lembut.

Point : Untuk menghasilkan rasa manis alami, please ketika menumis jamur, harus benar benar sampai layu (tandanya, butter mulai terkontasminasi dengan sedikit minyak jamur yang berwarna coklat) … oya dan untuk garamnya, sedikiiiittt ajah … aku sih cuma pake sepucuk sendok teh – ngga sampai 




Sumber: Elly CK