Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 Mei 2015

Cara mengatur keuangan orang sukses

Uang lagi lagi uang
Itulah yang membuat kita kerja kerja. 
Berikut 10 prinsip kunci dari beberapa milyader yang  bisa kita buat prinsip dalam mengatur keuangan. 
Berikut cara-caranya :

*Milyader tidak menghabiskan uang secara berlebih. 
      Ini merupakan hal penting dari manajemen uang pribadi. Contohnya Sir John Templeton, investor dan miliarder legendaris ini hanya hidup dari 50% pendapatannya. Kita bisa mencontohnya dengan memulai menabung 10% hingga 15% pendapatan.

*Orang sukses tidak fokus pada harga, melainkan memahami arti nilai.
       Orang-orang sukses berpikir tentang nilai dari suatu benda. Prospek dari investasi yang mereka lakukan dipikirkan masak-masak. Sedangkan dalam memilih barang pribadi, mereka memilih membeli barang kualitas tinggi yang tahan lama.

*Orang kaya tidak membuang uang untuk tagihan dan bunga, tetapi andal memanfaatkan produk perbankan.
       Orang -orang kaya memperhatikan jumlah saldo mereka. Pembayaran tagihan akan sangat mudah dilakukan jika kita mengerti bagaimana sistem perbankan bekerja.

*Mereka tidak lupa untuk mengatur keuangan setelah perubahan besar dalam hidup.
       Saat baru menikah atau naik jabatan, situasi keuangan kita akan berubah drastis. Mereka yang sukses akan berdiskusi dengan pasangan mereka mengenai rencana finansial, setidaknya setahun sekali.

*Mereka tidak puas dengan pendapatan yang stagnan dan selalu mencari cara untuk menambah penghasilan.
      Orang-orang sukses kerap mencari aktivitas untuk menambah pendapatan. Misal mengambil kursus untuk meningkatkan kemampuan mereka atau memberikan kontribusi ide baru kepada perusahaan.

*Mereka tidak melempar tanggung jawab ke ahli.
        Walau sesekali mereka mencari saran dari ahlinya, mereka kritis dalam mengevaluasi dan bertanya pada orang yang memberi mereka saran.

*Mereka tidak mendiamkan tagihan-tagihan.
      Orang-orang sukses mengatur jadwal kurang lebih sekali sebulan selama 30menit hingga 60menit untuk mengevaluasi semua rekening finansial mereka.

*Mereka tidak mengambil resiko keuangan yang konyol.
      Mereka yang sukses menggunakan dua senjata utama untuk menghindari bangkrut, yaitu mengerti akan asuransi dan pentingnya alokasi aset.

*Mereka tidak membiarkan mencari nafkah menghalangi target mereka yang sesungguhnya.
      Walau mencari nafkah penting untuk akses ke teknologi, kesehatan, hiburan, mereka yang sukses mengerti bahwa sukses finansial hanya satu aspek dari kesuksesan secara keseluruhan.

*Mereka tidak berpura-pura mengerti tentang uang.
        Dunia ini kompleks dan  segalanya berubah dengan cepet. Mereka yang sukses tidak sok tau dan mengerti batasan mereka.



Liputan6 : sumber

Kamis, 30 April 2015

Puisi najwa

🌻Penjara Istimewa🌻

Wajah penjara cermin hukum negara, 

sungguh-sungguh atau pura-pura.

Penjara semestinya nestapa dunia, 

bukan sebisanya menjadi surga.

Koruptor harusnya menyesal & sadar, 

bukan malah kembali melanggar.

Hukum yang memuat harga, mengubah lapas jadi persinggahan mewah.

Koruptor menjadi napi, 

menyulap fasilitas bui hanya soal transaksi.

Ikhtiar serius untuk membenahi,

 tentu perlu diapresiasi.

Tidak mungkin satu Wakil Menteri, 

bekerja seorang diri.

Sistem yang mudah terbeli,

 tak akan berubah hanya dengan rajin inspeksi.

Buat apa memberantas korupsi, jika bui sejati hanya untuk kelas teri.


**Najwa shibab**

Kamis, 16 April 2015

Karakter Anda

Hehehe ketemu lagi annie disini, 
Hii membaca suatu artikel tertarik aku untuk me repostnya disini. Apa bener ya ini ? Sambil ngetik sambil sekali-kali liat jari jariku.   Iii jariku tipe A 😄😄!! Bagaimana dengan jari-jari Anda semua??
Perhatikan jari-jari tangan Anda !
Secara ilmiah, jari tangan ternyata bisa menunjukan karakter atau kepribadian seseorang. Coba bandingkan panjang jari manis dan jari telunjuk Anda, apakah sejajar? Atau ada yang lebih pendek? 
Seperti dikutip healthyfoodteam.comada tiga jenis panjang jari yang akan kita simak sesaat lagi, ditandai dengan A, jari manis yang lebih panjang dibanding jari telunjuk; B, jari telunjuk yang lebih panjang dari jari manis; dan C kedua jarinya sejajar.

Tipe A
      Orang dengan jari manis lebih panjang daripada jari telunjuk diketahui memiliki pribadi yang baik secara penampilan. Mereka sangat menarik, punya ketegasan, agresif, serta pengambil keputusan yang baik meskipun berhadapan dengan risiko besar.
Kebanyakan dari orang ini memiliki profesi sebagai tentara atau insinyur. Para ilmuwan telah menemukan bahwa orang dengan jari manis lebih panjang memperoleh lebih banyak hal daripada mereka yang memiliki jari manis lebih pendek.

Tipe B
     Orang yang memiliki jari manis lebih pendek dari jari telunjuk diketahui punya sifat sombong dan tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Mereka cenderung tidak suka diganggu saat memiliki waktu luang dan lebih memilih menikmati kesendirian.


Tipe C
     Karakteristik si pemilik jari manis dan telunjuk yang sejajar ini masuk dalam kategori seseorang yang setia dalam suatu hubungan, penuh perhatian, dan lembut terhadap pasangan. Orang dengan tipe ini juga mudah menyesuaikan diri dan gampang bergaul.

Anda termasuk tipe Apa??
Ketahui Kepribadian Anda Dari Panjang Jari Tangan




Selasa, 23 April 2013

Majikan Pemukul BMI di blacklist??

Majikan pemukul BMI kena blacklist!
Membaca judul ini hatiku gembira, ternyata KJRI benar- benar bergerak, ” sesuatu banget” gitu looo! Baru kali ini aku membaca dan tahu bahwa KJRI bertindak,
Dikoran berbahasa Indonesia yang terbit di Hongkong itu tertulis ” Majikan pemukul BMI asal Tulungagung(kota asalku juga), Rabu(27/3/2013) masuk daftar blacklist Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Hongkong. Ini artinya majikan berinisial CCL tidak diperbolehkan lagi memperkerjakan Buruh Migran dari Indonesia. ” AAlhamdulillah, harapan saya terkabul agar jangan sampai ada teman lainnya merasakan seperti saya dan majikan saya itu kapok,” kata BMI yang berinisial S. Jumat 5/4/2013.
Diceritakan rabu 6/2/2013, S diusir majikannya setelah berulangkali dipukuli dengan tongkat pemukul anjing. S yang berkerja sejak desember
2012 ini bertugas mengurus 55 ekor anjing diflat sang nyonya di To ka wan. Sejak 2 minggu bekerja, dua kerap dipukuli hingga akhirnya diusir keluar apartemen.
Karena pemukulan inilah KJRI-HK mengeluarkan surat blacklist yang di tandatangani oleh Konsul Bambang Susanto.
Petugas labour menyatakan bukti-bukti yang dimiliki S cukup kuat untuk melanjutkan sidang, namun S memilihnya untuk damai ketika mengetahui sidang akan dilaksanakan juli2013.
Ini merupakan pertimbangan tersendiri bagi S, kira tahu peraturan HK, jika Ada masalah persidangan kita tidak boleh bekerja sebelum benar-benar kasus di tutup. Kalau tidak bekerja selama masa persidangan bagaimana dengan anak-anaknya. S menuntut HKD9000 namun tawaran damai hari itu disepakati HKD5000.


Sumber: suara vol V no 208

http://m.kompasiana.com/post/luar-negeri/2013/04/23/majikan-pemukul-bmi-kena-blacklist/

Senin, 29 Oktober 2012

Agar Anda Tidak Menjadi Orang Miskin


Di dunia ini selalu saja berpasang-pasangan, jika Alloh SWT menciptakan siang, pasti ada malam, jika ada laki-laki begitu pula pasti ada perempuan. Nah jika kita mengenal istilah kaya pasti anda pun akan menyebutkan bahwa pasangan katanya adalah miskin.
Pembahasan kita akan bermula dari sini. Sebetulnya apa sih kriteria orang itu dikatakan kaya atau miskin? apakah rumah mewah? mobil mewah? jabatan tinggi? Stop. Mari kita berhenti menilai semua itu. Karena ternyata hal mendasar yang memilah kedua istilah tersebut adalah bukan kriteria-kriteria tadi, melainkan hanya dua kata “daya beli“.
Orang dikatakan kaya (dalam bidang finansial) jika di saat tertentu, dia bisa membeli segala hal yang dia inginkan. Dan sebaliknya, orang juga akan dikatakan miskin jika dia tidak mampu membeli apa yang dia inginkan pula pada saat tertentu. Disini putaran waktu ternyata menentukan.
         Anda mungkin masih ingat seorang Qarun? Seseorang yang kaya raya juga pelit nan kikir dalam sejarah Islam? Kekayaannya ternyata telah menenggelamkan dia kedalam perut bumi ini. Sehingga hingga kini istilah harta karun masih menjadi perbincangan di khalayak ramai. Namun bukan itu yang saya akan dibahas. Tapi saya akan membahas berapa banyak sebetulnya uang yang ia miliki saat itu? Banyak? Tentu. Tapi seandainya dia saat ini masih ada, apakah uang-uang tersebut masih akan memproteksi kemampuan daya belinya? Anda tidak usah menjawab pertanyaan tersebut saat ini. Kita akan masuk ke cerita selanjutnya..
    Beberapa tahun lalu saya menemukan sebuah tempat koleksi uang rupiah milik ayah saya. Satuan uang sepuluh rupiah-an begitu banyak disana. Namun terlepas dari nilai sejarah jika dihitung ternyata jumlahnya seandainya kita kalkulasikan dan kita belikan barang di saat sekarang tidak mencukupi untuk membeli sepotong baju-pun. Loh kok bisa?
Ini yang saya katakan di awal, ternyata seiring waktu, daya beli kita tidak bisa bertahan seiring dengan kita mengumpulkan nilai-nilai tabungan dalam satuan mata uang. Tentunya anda juga mengetahui apa penyebabnya. Inflasi.
Sebuah solusi untuk mempertahankan daya beli kita dari masa ke masa adalah investasikan uang kita, dalam apapun itu. Saat sekarang banyak piliha bagi anda berinvestasi, dari mulai saham, tanah, hingga ke emas (logam mulia, perhiasan ataupun dinar emas). InsyaAlloh, beberapa tahun kemudian anda tidak akan miskin terhadap kemampuan daya beli dengan berinvestasi tersebut. Semoga bermanfaat.


Dari berbagai sumber

Rabu, 15 Agustus 2012

Menabung susah banget ya?


"Wah, ampun untuk sehari-hari aja udah pas-pasan, gimana mau nabung ya ?”.
 “Gimana caranya biar bisa nabung ya? habis melulu nih uang bulanan.”.
“Udah maksain nabung, tapi tetep aja uangnya kepakai terus?”.  
Sering mendengar kata-kata tersebut? Atau mungkin kata-kata itu pernah terucap oleh kita ? Garis besar dari kata-kata tersebut adalah tentang gambaran betapa sulitnya untuk bisa menyisihkan sebagian uang untuk disimpan alias menabung. Yakin menabung itu sulit? Bagaimana dengan kata-kata berikut ini,
 “Yes, tabungan saya nambah nih, asyik…..!”.
 “Tabungan rutin udah aman, saatnya belanja.”.
“Sip, tabungan udah cukup untuk beli mobil baru, sikat.”      
 Hmmmmm… Pernah donk mendengar kata-kata itu? Atau mungkin kata-kata itu terucap dari mulut kita? Atau jangan-jangan kata-kata itu baru sebatas keinginan dan harapan Anda? Apapun itu, kumpulan kata-kata kedua merupakan gambaran betapa mudahnya menyisihkan uang dan mendapatkan keinginan serta tujuan dari hasil menabung. Kontras memang, tapi itulah yang terjadi dikehidupan sehari-hari. Selalu ada pilihan dalam kehidupan, otomatis dalam hal ini adalah pilihan mudah untuk menabung atau pilihan sulit untuk menabung.
Berbicara mudah atau sulit dalam menabung,  hal pertama yang harus diperhatikan dan dipahami adalah pentingnya menabung dalam konteks kesehatan keuangan. Salah satu kunci utama dan indikasi yang sangat penting dalam kesehatan keuangan adalah “saving ratio” atau dalam bahasa Indonesia artinya adalah rasio menabung. Yang perlu dipahami dalam hal rasio menabung adalah seberapa besar kelebihan dana yang bisa disisihkan setiap bulannya, berdasarkan persentase penghasilan rutin. Berdasarkan teori, indikasi seseorang memiliki rasio menabung yang sehat apabila sudah dapat menyisihkan kelebihan dana sedikitnya 10% dari penghasilan bulanan. 
 Ingat, ini baru bersifat indikasi, bukan berarti jika sudah mampu menabung sedikitnya 10% dari penghasilan lantas dinyatakan sehat. Pada akhirnya sehat ataupun tidak dalam rasio menabung juga bergantung dari besarnya kelebihan dana yang harus dimiliki guna memenuhi tujuan keuangan yang ingin dicapai.
“Buat apa sih menabung? Nanti aja deh kalau sudah punya penghasilan lebih”.  
Wow, hati-hati dengan pemahaman tersebut.  Pertanyaannya apakah dengan meningkatnya penghasilan bisa menjamin bahwa seseorang bisa menabung ? 
Belum tentu, kecenderungan yang terjadi adalah semakin tinggi penghasilan maka semakin tinggi pula pengeluaran yang ada. Singkat cerita, jika tidak dibiasakan menabung, maka kebiasaan tersebut tidak akan pernah muncul. Bicara tentang menabung sangat erat dengan kebiasaan dan gaya hidup. Cara yang paling ampuh adalah mengubah pola pikir. Mengubah pola pikir bisa dengan melihat konsekuensi apa yang akan terjadi jika tidak bisa menabung atau bisa juga dengan melihat penghargaan apa yang dapat diperoleh jika bisa menabung. Intinya adalah kembali kepada tujuan. 
Contoh sederhana adalah apabila seseorang tidak bisa menabung atau hanya mampu menyisihkan sebagian kecil kelebihan dana, maka konsekuensinya adalah orang tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk memenuhi tujuan keuangannya. Di sisi lain  jika seseorang dapat menyesuaikan diri dan menyisihkan kelebihan dana dengan jumlah yang sesuai tujuan, maka besar kemungkinan orang tersebut dapat memenuhi tujuan keuangannya sesuai dengan target waktu pencapaian yang diinginkan.
Ingatlah, menabung adalah kunci awal dalam kesehatan keuangan. Logikanya adalah jika seseorang tidak dapat memiliki kelebihan dana alias menabung, maka dari mana orang tersebut mampu memenuhi kuota dana darurat yang ideal. Analogi lainnya  jika hal sesederhana menabung saja belum bisa dipenuhi, jangan berharap banyak untuk melakukan investasi dan perencanaan keuangan lainnya. Merencanakan keuangan bukan sulap, segala sesuatunya membutuhkan proses dan juga penyesuaian. Bukan berarti apabila sudah merencanakan keuangan, mendadak kondisi keuangan bisa langsung sehat dan mendadak pula seseorang bisa langsung menjadi kaya. Menjadi sehat dan menjadi kaya membutuhkan perencanaan dan juga proses yang tepat, proporsional, serta sesuai dengan kondisi yang ada. Rencanakan keuangan kita, cek rencana tersebut sebelum melaksanakan rencana, jika sudah sesuai, maka jalankan rencana tersebut.
 Mari rajin-rajinlah menabung ...

  sebenar nya ini pernah ku tulis dalam kompasiana ku,,  hehehehe  
sekedar mengulang.