Sabtu, 01 Agustus 2015

Sejarah cahkwai

Sejarah SIngkat tentang Cakwe dan Kue Bantal

Cahkwe (Hanzi: 油條, hanyu pinyin: you tiao, chinese long bread) adalah makanan asal Tiongkok yang dibuat dari tepung trigu, ragi, soda, ammonium bicarbonat dan garam. Adonan kalau sudah “mekar” dibuat seperti tongkat yang panjangnya kira kira 15-20 cm, lalu dua tongkat dilekatkan menjadi satu. Kalau digoreng panjangnya menjadi kira kira 25 cm dan berwarna coklat.

Salah satu varian dari cahkwe adalah odading (kue bantal karena bentuknya mirip bantal ukuran mini) yang banyak dijual di daerah jawa barat sampai jakarta. Bedanya kalau cahkwe berasa gurih, odading manis. kalau di jawa tengah namanya kue bolang baling. orang bule bilangnya Chinese Doughnut.

Cahkwe adalah dialek Hokkian yang berarti hantu yang digoreng. Nama ini berhubungan erat dengan asal-usul penganan yang kecil namun sarat akan nilai sejarah ini.

Di jaman Dinasti Song, suku Jin dari Utara sangat kuat, mereka beberapa kali menyerbu negeri Song. Kemudian Kerajaan Song dikalahkan dan kaisar Wei dan Xin ditangkap. Kemudian raja Gang (baca: Kang) mendirikan dinasti Song Selatan. Di masa kaisar Gao dari Song Selatan, sekali lagi diserbu secara besar-besaran oleh suku Jin dan menduduki sebagian besar daerah utara dari sungai Chang Jiang (Yang Tse). Untungnya ada seorang jenderal yang bernama Yue Fei ( bahasa Hokkian Gak Hui, sering menjadi inspirasi kepahlawanan dalam serial silat) memimpin tentara Song untuk melawannya dengan gigih, disamping itu dia melindungi ibu kota Song Selatan. Dia dengan patriotiknya membela negaranya dan telah mengambil kembali banyak daerah Song yang telah diduduki oleh tentara kuda Jin yang terkenal.

Sayang sebelum dia dapat mengambil kembali ibu kota Song yang dahulu, hanya masih kira-kira 22 kilometer jaraknya. Waktu Gak Hui akan melewati Sungai Kuning bagian utara, Jenderal Yue Fei dipanggil pulang secara mendadak oleh raja Gao. Raja Gao mendengar kata-kata pengkhianat yang bernama Qin Kuai (Chin Kwe) yang membisiki raja dengan perkataan bahwa Gak Hui kalau menang akan mengundang kembali kaisar Wei dan Xin yang masih ditangkap oleh suku Jin untuk naik tahtanya kembali. Maka kalau raja tidak mengambil tindakan sekarang, kedudukan raja Gao akan susah dipertahankan. Chin Kwe juga mengatakan bahwa Jenderal Gak Hui akan memberontak dan menganjurkan agar Gak Hui ditangkap segera kalau datang, lalu dibunuh.

Kematian Gak Hui membuat marah semua rakyat dan menganggap Chin Kwe sebagai pengkhianat negara. Ada orang yang membenci Chin Kwe membuat model manusia dari tepung terigu yang mencerminkan Chin Kwe dan istrinya, disatukan jadi satu, lalu di goreng dan dimakan. Dahulu makanan ini dinamakan Yu –Zha (goreng dengan minyak) Qin Kuai, lalu diringkas menjadi Yu Zha Kuai (Hokkian Yu Cah Kwe), menjadi lebih singkat lagi Cah kwe atau Yutiao (Mandarin). Ini dilakukan sebagai simbolisasi kebencian rakyat atas Chin Kwe, ganyang Chin Kwe dan istrinya!

Di China, cahkwe ini populer sebagai makanan untuk sarapan pagi bersama-sama susu kedelai. Sementara di indonesia biasa dimakan dengan saus (asem-pedes-manis) atau dalam bentuk irisan sebagai pelengkap dalam bubur ayam.

Sumber : http://ujangdedisupriatna.blogspot.com/2014/12/sejarah-singkat-tentang-cakwe-kue.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar